Hari ini Rabu, 8 Januari
lumayan seru pelajarannya. Hari ini mapel Kimia Terapan belum praktikum. Dan
sewaktu mapel Fisika aku dan sekawananku tidur :D it's common if you are
STETSA's Student. Because the teacher just repeat the lesson material from worksheet
and a lot of time just used for his telling weird story. Ok. forget about this
s*ck teacher. Bel berbunyi dan kami bersorak untuk
pulang dengan bahagia aku masih harus ke Ruang
Tata Usaha untuk mengurus Surat Tugas. YA SURAT TUGAS. Besok dan Sabtu aku bersama
Wisnu ditugaskan oleh sekolah untuk mehadiri pesta HUT STETSA diskusi publik di Pendopo Kabupaten Malang. It's very bad.
Padahal Kamis(besok) sampai Sabtu di sekolahku ada acara HUT STETSA. Selama
tiga hari, STETSA tidak ada pelajaran. INI SUPER LANGKA BRO DI STETSA!!
Jarang-jarang SMAN 4 ada free. Tapi parahnya aku melewati momen langka ini
justru untuk TUGAS SEKOLAH. Ok, I had been given a job by school, and I have to
be responsible student. Ini aku yang dikasih tugas tapi kenapa malah aku yang mengurus
Surat Tugasnya ya (?) Setelah lima menit yang singkat satu jam mondar-mandir
TU-WAKASIS-Fotokopi, aku selesai dengan urusan Surat Tugas. Sebelum Surat Tugas
tercetak, aku sempat mengajukan syarat ke WAKASIS untuk menghadiri acara itu.
Pertama, untuk transportasi ke Singosari kami harus ditanggung oleh sekolah
paling tidak dengan mobil milik sekolah. Kedua, kami harus diberi uang konsumsi
walaupun sedikit.
Pukul 15.00, aku
berjalan melewati gerbang surga sekolah menuju Stasiun Kota Baru. Unlucky,
it's rainy! Jarak sekolah-stasiun sekitar 200 meter. Melalui Jalan Kertanegara
yang elit dan rapi, akhirnnya aku sampai di depan Stasiun Kota Baru, and I have
to go across freaky crossroads! Udah tiga kali aku hampir ditabrak pengemudi
sepeda motor yang sukanya nyerobot/nyerendel. Beruntung, kali ini aku berhasil menyeberang
dengan selamat tanpa bersentuhan dengan sepeda motor.
Stasiun Kota Baru rame
coyy! Udah kayak mall MOG hehehe. Apalagi diluar sedang hujan deras yang
akhirnya banyak orang berteduh di dalam stasiun. Karena antrean loket yang
panjang, aku berniat konsultasi bertanya ke mbak-mbak Customer Service.
Ternyata sama aja bro, ke Customer Service masih harus antri. Customer
Servicenya hanya ada dua orang. Satunya pun khusus untuk penukaran kode booking
tiket kereta. Ok, tunggu sebentar juga nanti dapet giliran masuk. Depan aku ada
seorang ibu berwajah Sumatera memegang clurit tiket kereta. Dari
mukanya, sudah kelihatan kalau ibunya lagi kesel atau mungkin
marah. Aku coba bertanya ke ibunya, "Permisi bu, Ibu juga mengantri masuk
ke Customer Service?". "YA!!" jawab ibu itu dengan tegas dan
singkat. Ok, aku mending diam aja daripada kena api marah dari si ibu. Sabar ya
bu :) hehehe.
Akhirnya si ibu masuk
dan antrian tersisa aku saja. Tak berselang lama ada bule cowok sebut saja
"R"-karena ia menggunakan topi yang bertuliskan R-datang dengan muka
kebingungan. Si ibu lumayan lama berada di dalam. Jadi, aku dan R sempat
berbicara sebentar. Here is our conversation, sorry I write in Bahasa :
R : Ini tempat customer
service?
I : Iya benar. Ada yang
bisa saya bantu?
R : Ohh, saya mau ke
Jogjakarta, tapi saya tertinggal kereta.
I : Kalau ke Jogjakarta
ya naik Kereta Malioboro, tapi berangkatnya jam 08.00 pagi tadi.
R : Iya itu masalahnya.
Dan saya tidak tahu harus naik kereta apa.
I : Mungkin, anda bisa
naik Kereta Matarmaja. Keretanya akan berhenti di Jogjakarta. Tapi setahuku
penumpang tidak boleh turun di Jogjakarta. Mungkin, anda bisa bernegosiasi
dengan pihak PT. KAI.
R : Ok, terimakasih.
Akan saya coba.
I : Anda berasal dari
negara mana?
R : Rusia.
I : Oh, Eropa. Anda
telah berlibur kemana saja?
R : Saya telah
mengunjungi Bali untuk waktu yang lama, lalu berkeliling di Surabaya dan
Malang, lalu saya ke Gunung Bromo. Dan terakhir saya akan ke Jogjakarta. Saya akan
berada di Jogjakarta selama tiga hari. Lalu saya akan ke Jakarta untuk kembali
ke Rusia.
I : Apa yang akan anda
kunjungi di Jogjakarta?
R : Yang pasti saya akan
mengunjungi Borrooo...
I : Borobudur?
R : Oh iya, Borobudur.
Maaf, saya sulit mengejanya.
I : Saran saya, jangan
lupa membawa raincoat dan payung jika ke Borobudur. Karena saya dengar di sana
saat ini sering hujan.
R : Iya, terimakasih
sarannya. Anda sangat ramah sekali.
I : Hehehe iya. Anda ke
sini menggungakan jasa tour wisata atau apa?
R : Saya seorang backpacker. Jadi saya berjalan-jalan sesuka saya.
I : Oo begitu. Jika anda
tidak mendapatkan tiket kereta ke Jogjakarta, kenapa anda tidak pergi dengan
bus?
R : Tidak, saya ragu
dengan keamanannya. Saya lebih percaya dengan satpam kereta.
I : Lalu, bagaimana jika
tidak mendapatkan tiket kereta?
R : Mungkin...saya akan
menginap di sini. Tapi saya tidak tahu penginapan mana yang bagus untuk saya.
I : Jika anda mau, boleh
kok tidur di rumah saya untuk semalam. Tidak perlu membayar.(entah spontan aku
iba dengan bule yang tersesat ini .--.)
R : Ide yang bagus. Tapi
lihat saja nanti ya.
I : Ok.
Sudah lumayan lama si
ibu berada di dalam dan masih belum keluar. Si R menggigil kedinginan. Dia
seperti orang Eropa pada umumnya. Kulitnya putih dan memerah karena udara yang
lembab. Tapi, tingginya badannya hampir sama dengan aku. Dia menggunakan kaos
dan celana surfer yang ada tulisan "Bali"nya. Di punggunya ada tas
carrier yang super gede. Di tangan kanannya, ada tas carrier ukuran
sedang.
R : Anda akan pergi
kemana?
I : Saya akan pergi ke
Blitar.
R : Blitar?
I : Iya, Blitar.
Terdengar aneh kah?
R : Ya begitulah. Dimana
itu?
I : Sekitar 80 km di
selatan Kota Malang. Saya akan mengunjungi teman saya.
Terdengar melalui
speaker panggilan untuk penumpang Malabar dalam Bahasa Indonesia.
R : Suara apa itu?
I : Itu semacam final call.
R : Final call kereta tujuan kemana?
I : Bandung.
R : Oo...Bandung.
I : Sepertinya stasiun
di sini sangat jauh berbeda dengan stasiun di Rusia, ya tidak?
R : Seperti itu lah.
Tapi, orang di sini baik dan ramah. Saya tidak tahu dengan bahasa, beruntung
penduduk seperti anda mau untuk memberi tahu.
Si ibu tadi telah
keluar. Aku mempersilakan R untuk masuk terlebih dahulu. Dia mendorong
pintunya. Padahal di pintu tertulis "TARIK". Aku pun turun tangan
menarik pintu. R tampak senang dan dia mengucapkan terimakasih. Hahaha jarang
banget ada bule Eropa yang ramah kayak gini. Beruntung R mau untuk diajak
berbicara. Hitung-hitung aku melatih kemampuan bahasa inggrisku. Cukup lama R
berada di dalam. Lalu R pergi meninggalkan Ruang Customer Service melalui pintu
utara sambil membawa selembar kertas.
Akupun masuk ke dalam R.
Customer Service. Sebenarnya sudah sering aku masuk ke ruang kecil ber-AC itu.
Saat aku membuka pintu, si mbak CS menyapa "Selama Sore, lho mas ini lagi.
Silakan duduk mas" Sial! Kayaknya si mbak ini sudah hafal sama wajahku
-____-. Sudah sering aku ketemu mbak CS yang satu ini. Dalam kurun waktu satu
bulan kebelakang, ini yang ketiga kalinya aku kepo ke mbaknya. Maklum, aku suka
sekali naik kereta api kalau ada urusan ke luar kota.
Aku pun duduk. Aku pun
mulai bertanya secara detail mengenai tiket kereta Malang-Blitar pp untuk
tanggal 12 Januari 2014. Iya, hampir lupa. Ok, aku jelaskan dulu untuk apa aku
membeli tiket kereta ke Blitar. Aku adalah Kandidat Bina Antarbudaya Chapter
Malang. Ada sekitar 15 14 Kandidat yang tersebar di berbagai
penjuru Provinsi Jawa Timur bagian selatan. Ada yang di Malang, Kediri, Madiun,
Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Blitar. Kami akan berkumpul sekalian main di Kota
Blitar. Kota kesayangan Mak IKA. Kami kandidat yang dari Malang ada aku dan
Faisal(SMAN 4), Loka(SMAN 10), dan Gabriell(SMAN 8). Namun Faisal tidak ikut ke
Blitar. Jadilah hanya aku, Gabriell dan Loka. Berhubung Loka adalah siswa yang
hidup di dormitory yang ada peraturan jam keluarnya, jadi aku cari
tiket berangkat ke Blitar yang diatas jam 6. Dan membeli tiket kereta pulang
yang sampai di Malang sebelum jam 5.
Kata mbak CS, ada kereta
ke Blitar jam 08.10. Sayangnya sudah habis. Aku tanya, "Emang kapan mbak
tiket untuk 5 Januari nya sold out? Ini kan masih H-4.". Si mbak CS,
"Pembelian tiket dibuka H-7 pukul 04.00 mas. Hari Minggu, 5 Januari 2014,
sekitar jam 07.00 pagi sudah sold out.". GUBRAKK!!! Baru dibuka 3 jam, tiketnya
udah SOLD OUT??? Ini jualan kacang tiket kereta apa pembagian SEMBAKO?? Gila coba masa aku harus ke stasiun
jam 05.00 hanya untuk beli tiket kereta? Padahal jam segitu masih enak-enaknya boker-bobok keren. Ternyata tiket untuk balik ke Malangnya juga habis.
Ceritanya gak jauh beda sama tiket yang untuk berangkat ke Blitar. Ok, gak apa.
Ibarat pepatah, the show must go on. Terpaksa kita harus naik Bus Bagong.
Segera aku meninggalkan Ruang Customer Service dengan kecewa dan rasa bersalah
yang besar karena aku telat beli tiketnya. Sebelumnya aku mengucapkan
terimakasih kepada si Mbak CS yang dari awal aku datang sampai pergi selalu
tersenyum. Padahal aku tadi tanyanya kepo banget dan agak jengkelin. Ini CS
memangnya dibayar untuk tersenyum terus ya? Kalau iya, tolong bayar petugas
loket Stasiun Kota Baru yang super jutek untuk tersenyum dong. Kalau gak, ganti
aja petugas loket sama mbak CS yang suka senyum dan super ramah ini tolong.
Pengalaman, dua kali aku ketemu petugas cewek loket Stasiun Kota Baru yang ramah gak ada senyumnya dan aku malah dibilang "gak
sopan". :)
Ternyata di luar stasiun
masih hujan. Tapi sekarang sudah gerimis. Aku keluar stasiun sambil berjalan
tanpa sepatu. Sepatuku aku bawa di tangan kiriku dan aku berjalan tanpa alas
kaki alias ngodok/nyeker. Celanaku abu-abuku juga aku angkat sebatas
lututku. Saat aku jalan ke parkiran, ada orang bilang "mau bajak sawah
mas?" Udah, kelihatan banget kalau aku ini orang dari desa. .__.
Sesampainya di parkiran belakang SMAN 1 ternyata hujannya tambah deres. Segera
aku menggunakan jas hujan lalu pergi ke RSI Aisiyah Malang menemui mama.
Eeaa..ketahun kalau aku anak mama. Ya iya lah, mau anaknya siapa lagi coba.
Sesampainya di RSI
Aisiyah, aku menceritakan emosi dan rasa kecewa saat di Stasiun Kota Baru tadi.
Mama cuma bilang. "Coba aja tanya di Stasiun Kota Lama. Mungkin masih
ada.". Aku, "Kalau di Kota Baru aja gak ada, ya masak di Kota Lama
masih ada?". Mama, "Udah..coba aja dulu. Siapa tahu masih ada."
Aku pun pergi ke Stasiun Kota Lama yang jaraknya sekitar 1 km dari RSI Aisiyah,
di daerah sekitar Comboran-bukan comberan lo ya.
Tidak lama kemudian aku
tiba di Stasiun Kota Lama. Aku jelaskan dulu masalah stasiun yang ada di Kota
Malang. Di Kota Malang ada 3 stasiun. Dari yang terbesar adalah Staisiun Kota
Baru, Stasiun Kota Malang dan Stasiun Blimbing. Memang Kota Baru adalah stasiun
yang paling bagus dan paling besar di Kota Malang mengingat lokasinya yang
berada di pusat Kota Malang. Di Stasiun Kota Baru melayani rute jarak jauh ke
Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. Sedangkan Kota Lama dan Blimbing adalah
stasiun kecil yang melayani rute jarak pendek. Letak Stasiun Kota Lama ya di
Kelurahan Kota Lama. Stasiunnya berada di samping fly over Kota Lama. Di
depannya RS Panti Nirmala. Kondisi stasiunnya kecil dan fasilitasnya sangat
sedikit. Tapi, sekarang PT. KAI sedang melakukan pemajuan dan pembangunan
Stasiun Kota Lama. Sepertinya, di sekitar stasiun akan dibangun hotel, mall,
dan kondominium. Sayang sekali, rencana yang bagus ini harus mengorbankan
penduduk di sekitar stasiun. Banyak rumah di sekitar stasiun yang menduduki
tanah milik PT KAI harus digusur. Tampak pemandangan puing-puing bangunan rumah
yang belum dibersihkan.
Ini yang ketiga kalinya
aku masuk Stasiun Kota Lama. Suasananya sepi. Berbeda jauh dengan Stasiun Kota
Baru yang dipadati penumpang. Aku ke loket 2. Aku tak perlu mengantri panjang
seperti di loket di Stasiun Kota Baru. Yang jaga loket adalah cowok yang mirip
aktor Bollywood. Sumpah, wajah-wajah orang India. Logat bicaranya pun beda
dengan orang Malang pada umumnya. Lupakan..aku pun tanya masalah tiket kereta
ke Blitar. Mas nya ramah dan tersenyum bro, dan dengan sabar mengecek tiket di
komputernya. Ternyata, beruntung aku datang ke Stasiun Kota Lama. Ternyata,
TIKETNYA MASIH ADA COY!! Tiket hari Minggu, 12 Januari 2014 Malang-Blitar pukul
08.17 dan Blitar-Malang 13.32 MASIH ADA!! Aku pun berlari keluar menuju
parkiran sepeda motor untuk mengambil HPku. Bodohnya, aku meninggalkan HPku di
sepeda motor -__- Di HPku ada foto KTP Loka dan nama lengkap Gabriell. Kalau
beli tiket kereta sekarang kayak beli tiket BNS pesawat, harus
pakai nama dan nomor kartu identitas.
Saat kembali ke loket,
ternyata di loket 2 sedang ada pembeli yang lainnya. Aku pun menuju loket 1. Di
loket 1, ada mas-mas yang lagi nukerin kupon diskon uang
recehan banyak banget. Tapi, aku dipersilakan untuk membeli tiket. Ternyata, di
loket 1 yang jaga cewek. Mbaknya mirip presenter di Kompas Petang di KompasTV.
Dan mbaknya ini lebih ramah dari mas India tadi. Mbaknya juga agak SKSD pas aku
beli tiketnya. Ok, lupakan hal ini. Yang penting aku bisa beli tiket keretanya.
Hehehe
Karena aku gak bawa KTP
Gabriell dan KTP Loka cuma ada fotonya, aku harus membeli tiket dengan cara
menulis Kertas Pemesanan Tiket. Aku nulisnya di depan loket 1 karena memang
loketnya lagi sepi. Aku juga sempet ngobrol sama mas-mas yang lagi nukerin uang
receh. Aku juga sempat jadi kayak Customer Service PT KAI. Ada ibu-ibu yang
lagi bingung mau beliin tiket ke Surabaya untuk anaknya. Ibu itu bingung kalau
dari Malang, kereta berhenti di Stasiun Wonokromo dulu atau Stasiun Gubeng
dulu. Karena aku berpengalaman naik kereta ke Surabaya, jadinya ibu itu puas
dengan penjelasan dari aku yang super detail dan kronologis. Selain itu,
petugas di dalam loket juga SKSD sama aku. Mereka tanya mau ngapain aku ke
Blitar dan dengan siapa aku ke Blitar. Aku juga cerita masalahku tadi sewaktu
di Stasiun Kota Baru. Mas mbaknya juga kasih cerita gokil ke aku. Gila!! Seru
banget aku ke Stasiun Kota Lama ini. Tidak memakan waktu lama, aku selesai
mengisi LJK Ujian Akhir
Semester lembar pemesanan
itu.
Saat aku menyerahkan
lembar pemesanan itu ke mbak penjaga loket, mbaknya mengembalikan lembarnya
karena nomor kartu identitas Gabriell tidak aku isi. Setelah smsku ke Gabriell
belum dibalas dan teleponku tidak diangkat, aku melakukan kebiasanku saat
membeli tiket kereta. AKU MENGAWUR NOMOR ID NYA GABRIELL!!! wkwkwkwk. Aku
menulis 13861. :D Lalu aku serahkan kartu lembar pemesanan ke mbaknya tadi.
AND, MY TICKET IS PRINTED!!! :) leganya!!! Alhamdulillah aku bisa mendapatkan
tiket kereta api ke Blitar dan tidak jadi naik Bus Bagong. Tapi, masalahnya
adalah dengan nomor ID tiketnya Gabriell. Pasti ini akan bermasalah dengan
pihak Boarding Stasiun saat nanti keberangkatan. Tapi, ya nanti dicoba dulu
lah. Hehehe Tiketnya murah, satu orang hanya Rp 4.000 saja. Jadi untuk pp aku
membayar sekitar Rp 24.000. Ngepas banget sama uang yang aku bawa. Tadi aku
cuma bawa uang Rp 26.000.
Beruntung, hujan telah
reda. Aku pun segera pulang. Untuk Gabriell dan Loka, I have a surprised thing then you should read the ticket corectly :D. Untuk Ika, we only have 2 hours and 44 minutes to see you in Blitar -__-. Untuk Kandidat Chapter Malang, I WAIT TO SEE YOU ALL AGAIN IN BLITAR!! :). Ok, Thanks for reading. Leave your comments and
suggestion, guys!! B-) :)