Wednesday, October 30, 2013

Ambalat

Terlalu sedih untuk mengenang kepergian Pulau Sibidan dan Ligitan yang telah jatuh ke pangkuan Malaysia. Kedaulatan Indonesia telah lenyap di kedua pulau kecil nan indah itu. Kepergian kedua pulau itu bak membakar amarah rakyat Indonesia. Ibarat kiasan, rakyat Indonesia 'kebakaran jenggot'. Rakyat marah dan geram atas perangkulan Malaysia kepada kedua pulau itu. Walaupun begitu, toh kedua pulau itu sudah lenyap dari pangkuan ibu pertiwi.

Kini, Pulau Ambalat pun menjadi 'calon' mangsa persengketaan oleh negara tetangga. Kedaulatan yang seharusnya ditegakkan, malah digerogoti oleh tindakan-tindakan pelecehan. Sok kuat atau sok apalah mereka berani-beraninya memasuki wilayah terotorial NKRI di perbatasan Ambalat dengan kapal patroli yang tiada kuat jika dibandingkan milik Indonesia. Dengan diplomasi ala TNI AL yang garang tapi santun, mereka tiada getar untuk angkat kaki dari wilayah NKRI. Mereka tetap teguh pendirian bahwa itu wilayah negara mereka. Tak habis kuat, Indonesia pun angkat meriam yang dibalas mereka dengan angkat mesin kabur tunggang langgang meninggalkan wilayah itu. Tak hanya sekali, berkali-kali pula mereka menguji keteguhan TNI AL dalam menjaga kedaulautan NKRI di perbatasan laut. Hal ini semakin jelas potensial pencaplokan wilayah di Pulau Ambalat sangatlah besar.

Menurut undang-undang, pemerintah wajib menciptakan pemerataan pendapatan demi keadilan sosial. Namun, rakyat Indonesia di Pulau Ambalat masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka kesulitan mengelola SDA laut di sekitar Pulau Ambalat. Mereka kalah saing SDM dengan nelayan asing yang sering masuk tanpa ijin ke wilayah perairan NKRI. Berada di daerah perbatasan, kehidupan tak semudah di Pulau Jawa. Meraka masih ada yang tidak dapat menikmati terangnya lampu di malam hari. Sedangkan tetangga di seberang mereka gemerlap akan warna-warni cahaya lampu. Sungguh menggoda mereka untuk mencicipi bahkan menetap di negara tetangga.

Semua ini tidak patut jika hanya menyalahkan pemerintah. Pemerintah rasanya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Saatnya kita sebagai rakyat Indonesia bersatu menyelamatkan pulau-pulau di ujung Indonesia. Jangan sampai kejadian hilangnya Pulau Sibida dan Ligitan terulang lagi. Masih ingatkah kita dengan semboyan 'NKRI harga mati' ? It's started from us. Terima kasih :)

No comments:

Post a Comment